JAKARTA - Menutup tahun perdagangan 2025, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan kembali menjadi sorotan pelaku pasar.
Aktivitas di Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 30 Desember 2025, berlangsung dalam atmosfer optimisme yang masih terjaga, seiring sinyal teknikal yang menunjukkan peluang penguatan lanjutan.
Momentum akhir tahun kerap dimanfaatkan investor untuk melakukan penyesuaian portofolio.
Pada hari terakhir perdagangan sebelum libur penutupan tahun, IHSG diperkirakan tetap bergerak positif dengan dukungan indikator teknikal dan sentimen data ekonomi yang menyertai pergerakan pasar.
Sinyal Teknikal Menguat di Penghujung Tahun
Indeks Harga Saham Gabungan hari ini, S30 Desember 2025 diperkirakan melanjutkan tren penguatan.
Bursa Efek Indonesia dijadwalkan menutup perdagangan tahun 2025 pada hari ini, sementara pada 31 Desember 2025 aktivitas bursa diliburkan.
Kondisi tersebut membuat perdagangan hari ini menjadi momen penting bagi pelaku pasar dalam merespons sinyal teknikal yang berkembang.
Indikator Analisis Mendukung Tren Positif
Tim Riset Phintraco Sekuritas menjelaskan, secara teknikal level indeks komposit menunjukkan indikator Stochastic RSI yang membentuk golden cross di area oversold.
Selain itu, terjadi penyempitan negative slope pada indikator MACD yang menandakan potensi perubahan arah pergerakan indeks.
Sinyal teknikal ini juga diperkuat oleh kenaikan volume beli serta posisi penutupan IHSG yang berada di atas level MA5 dan MA20.
Target Resistance dan Pergerakan IHSG
Berdasarkan riset harian Phintraco Sekuritas, penguatan IHSG masih berpeluang berlanjut selama indeks mampu bertahan di atas level support terdekat.
“Diperkirakan penguatan IHSG berpotensi berlanjut menguji level resistance di 8.670–8.725, selama IHSG bertahan di atas level 8.630,” tulis sekuritas.
Sebagai perbandingan, IHSG pada penutupan perdagangan 29 Desember 2025 tercatat menguat 1,25% ke level 8.644,25.
Sentimen Data Ekonomi dan Saham Pilihan
Selain faktor teknikal, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh sentimen makroekonomi yang dirilis menjelang akhir tahun.
Riset Phintraco Sekuritas menyebutkan sejumlah data ekonomi berpotensi menjadi penggerak pasar, di antaranya Indeks S&P Global Manufacturing PMI bulan Desember 2025 yang diperkirakan naik ke level 53,6 dari posisi 53,3 pada November 2025.
Sementara itu, inflasi Desember 2025 diproyeksikan berada di level 0,2% secara month to month, meningkat dari 0,17% pada bulan sebelumnya, sehingga inflasi secara tahunan diperkirakan mencapai 2,5 persen.
Inflasi inti juga diperkirakan mengalami perlambatan menjadi 2,2% secara year on year, dibandingkan 2,36% pada periode sebelumnya.
Di tengah dinamika tersebut, saham-saham emiten konglomerasi tetap menjadi perhatian analis.
Saham dari grup usaha Prajogo Pangestu seperti PTRO, emiten milik keluarga Panigoro yaitu AMMN, hingga saham ADMR milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir masuk dalam daftar top picks pada perdagangan hari ini.
Keberadaan saham-saham tersebut dinilai mampu menopang pergerakan indeks, seiring minat beli investor yang masih terjaga hingga penutupan perdagangan tahun ini.
Dengan kombinasi sinyal teknikal yang menguat, dukungan volume transaksi, serta sentimen data ekonomi, IHSG menutup tahun 2025 dengan prospek positif.
Meski demikian, pelaku pasar tetap diimbau mencermati pergerakan indeks secara cermat, mengingat volatilitas masih berpotensi terjadi di tengah transisi menuju tahun perdagangan berikutnya.